Endang Rahayu MH SPd MPd, Putri Gunung Merapi Pengoleksi Prestasi


Menerima penghargaan dari Mendiknas M Nuh
 Meraih prestasi  memang telah menjadi tradisi bagi Endang Rahayu. Prestasi telah menjadi tradisi sejak di bangku SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Bahkan, di dunia kerja saat menjadi guru, kepala sekolah, dan pengawas pun ia terus menorehkan prestasi. Maka, bukan hal yang mengagetkan ketika dirinya terpilih menjadi Juara I Pengawas Berprestasi Tingkat Nasional 2013.
Pemberian penghargaan langsung diserahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh kepada Endang Rahayu sebagai  pemenang 1 pengawas SD berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional 2013 dengan total hadiah Rp 30 juta.
“Budaya prestasi memang telah mendarah daging di tubuh saya. Sebelum menjadi juara I Nasional Pengawas Berprestasi 2013, saya menjadi juara I pengawas tingkat provinsi. Saya juga pernah menjadi guru kreatif tingkat Jateng-DIY. Jadi, ketika saya diumumkan jadi juara nasional, Insya Allah saya tidak kaget. Itu semua  akumulasi dari prestasi saya sejak SD, SMP, SMA, S1, saat menjadi guru, kepala sekolah, hingga pengawas,” kata Endang Rahayu, MH  S.Pd M.Pd saat ditemui GENTA di ruang kerjanya, UPTD Dikdas dan LS Kecamatan Boyolali, Jawa Tengah. 


Setelah dinobatkan sebagai pengawas berprestasi tingkat nasional, Endang pun mendapat kesempatan berjabat tangan dengan orang nomor satu RI Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang lebih dikenal dengan SBY. Endang sangat terkesan, takjub, dan tak  menyangka karena langsung mendapat ucapan selamat dari SBY. Ia pun masih ingat percakapan dengan Presiden SBY berikut ini:
“Ibu darimana?” tanya Preside SBY.
“Saya dari Provinsi Jawa Tengah,” jawab Endang Rahayu.
“Ibu bekerja sebagai apa?”  tanya SBY lebih lanjut
“Saya Pengawas SD.”
Presiden SBY pun berpesan:
 “Tolong kembangkan di daerah ya Bu.. kembangkan dan kembangkan. Salam saya untuk keluarga,” demikian pesan SBY untuk Endang Rahayu yang tak pernah terlupakan hingga sekarang.
“Ini suatu mukjizat dari Allah. Sebab, peserta lainnya hanya bisa berjabat tangan dan foto  saja, tak mendapat ungkapan kalimat langsung dari SBY,” tutur Endang  Rahayu bangga.
Pengalaman mengesankan lainnya, Endang Rahayu pernah mendapat kenangan buku langsung dari Menteri Pendidikan M Nuh. Waktu itu, dalam sebuah acara, ia mengajukan pertanyaan yang berbobot. M Nuh langsung memanggil Endang Rahayu dan memberinya hadiah sebuah buku.

Putri  Gunung
Bagaimana profil diri dari Endang Rahayu dengan segudang prestasi yang dimilikinya? Berikut ini penuturan Endang Rahayu kepada GENTA dengan gaya penuturan saya:
Saya lahir dari keluarga guru di sebuah Wilayah di kaki Gunung Merapi. Orang tua memberi nama Endang yang artinya putri gunung, tepatnya di Kalurahan Desa Banaran,  Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Saya lahir dari bapak yang berprofesi sebagai guru  S  Hadi Siswoyo dan ibu saya  Sri Sumiasih.
Saya anak kedua dari lima bersaudara , pendidikan bapak Sekolah Pendidikan Guru, sementara  ibu tamat setara SMP.   Alhamdulillah… beliau selalu mendorong kelima anaknya untuk bersekolah dengan segala keterbatasannya. Sampai saat ini kami semua bisa menyelesaikan pendidikan sampai tingkat sarjana dan sekarang  2 orang  sudah lulus pendidikan S2, dengan profesi 3 Pengawas sekolah,Kepala Sekolah dan Guru SMP, 1 wirausaha dan, 1 Karyawan Swasta.
Pendidikan keluarga yang mendidik saya untuk selalu bekerja keras dan memberi manfaat bagi lingkungan. Menurut orang tua saya, kehormatan bukan karena harta dan kedudukan tetapi seberapa besar kita bisa memberikan manfaat bagi sesama, maka tak peduli apapun kedudukannya dan di mana pun berada prinsip ini bisa diterapkan.
Menjadi pengawas sekolah bagi saya merupakan anugerah yang selalu saya syukuri. Profesi ini merupakan pilihan sadar saya, di antara pilihan-pilihan lainnya. Karena sesuai nasehat orang tua menjadi apapun tidak masalah yang penting bisa memberi manfaat bagi orang lain. Apalagi pengawas tentu sangat dibutuhkan oleh kepala sekolah dan guru, baik sebagai pembina, sahabat, kolaborator maupun konsultan.
Supervisi terhadap Kepala sekolah
 
Visi hidup saya sebagai pengawas,  “Mewujudkan Daerah Binaan yang unggul dalam prestasi akademik maupun non akademik. Tentu visi ini membawa implikasi yang luas pada semua aspek kehidupan saya, termasuk dalam menjalani profesi sebagai pengawas. Untuk mencapai visi ada dua misi yang harus saya jalankan yaitu pertama mencari ilmu sebanyak mungkin belajar,bekerja ,berinovasi terus-menerus dan, kedua menerapkan supervisi secara terprogram, terlaksana,dievaluasi dan ditindaklanjuti. Dua aktivitas itu akan melahirkan etos kerja profesinal.
Dalam kaitannya dengan tugas sebagai pengawas yang mampu mengaplikasi diri terhadap enam kompetensi yakni individual, supervisi akademik, supervisi manajerial, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi sosial yang nanti akan mendorong diri saya menjadi pengawas sekolah yang profesional dan berkarakter.  

Aktualisasi Diri
Kegiatan aktualisasi diri sudah saya mulai sejak siswa SD sampai dengan S1 dengan aktif pada berbagai kegiatan baik di sekolah maupun luar di masyarakat.  Beberapa aktivitas selama sekolah antara lain: bendahara kelas, seksi akademik, pengurus Osis, Pengurus Gugus Depan. Untuk prestasi diri secara akademik dari SD hingga SPG selalu mendapat ranking di kelas juara I dan II,  bahkan menjadi lulusan terbaik semua jurusan saat lulus PGSMTP Surakarta dan saat S1 juga meraih wisudawan terbaik dari seluruh fakultas UNIVET Sukoharja dan S2 juga cumloud.
Beberapa organisasi yang pernah dan masih  diikuti setelah bekerja antara lain: Dewan pendidikan sebagai sekretaris, PD II PGRI sebagai Kabid DIKLAT, KWARCAB Boyolali sebagai Bendahara, KKPS Boyolali sebagai Ketua Bidang Akademik., pengurus PKK(Ketua PKK RT selama 22 tahun dan Ketua PKK RW 2 tahun), Pengurus Dharma Wanita (DKK, RSU,Boyolali), menjadi juri, pembimbing, penilai pada lomba-lomba di Kabupaten Boyolali (Akademik maupun non akademik).

Bermula di Selodoko
Karir saya sebagai pengawas diawali dengan tugas pertama menjadi guru di SD N1 Selodoko  mulai tahun 1988. Setelah 12 tahun mengajar di SD Selodoko saya dimutasikan di sekolah favorit yakni di SD Sidomulyo 2. SD ini adalah SD inti yang menjadi SD rujukan, dan saya menjadi Guru Inti yang aktif memotori kegiatan guru di KKG, pada lomba gugus tahun 2003 keluar sebagai juara Kabupaten, di SD ini saya juga berhasil membimbing siswa lomba mapel IPS tingkat Propinsi Jateng. Untuk tugas tambahan  mengelola perpustakaan SD ini, saya mengikuti Bintek Perpus di Semarang dan menjadi peserta terbaik II Jateng.
Akhir tahun 2003 saya mendapat tugas untuk seleksi calon Kepala Sekolah SD dan alhamdulillah mendapat nilai tertingggi di Kab. Boyolali. Alhamdulillah saya mendapat amanah untuk menjadi Kepala Sekolah dan diangkat di SD satu Dabin yakni di SDN Candi kec. Ampel. Mengemban amanah ini saya berusaha sungguh-sungguh untuk mewujudkan visi dan misi sekolah ini. Performen dan kinerja sekolah merambat naik dari SD miskin prestasi, menjadi SD yang setiap mengikuti lomba hampir semua mendapat kejuaraan. Prestasi non akademik juga meningkat, pada pengelolaan sarana, dalam satu tahun SD ini mendapat DAK dua kali.
Sekolah terasa menyenangkan dan suasana sekolah menjadi hidup. Setiap hari ada saja kegiatan di sekolah sampai sore. Ada yang membimbing siswa dalam ekstra kurikuler, ada yang menyelesaikan pekerjaan administrasi sekolah, ada yang membenahi fisik sekolah, dan ada pula yang berolah raga.
Di sekolah saya menerapkan kepemimpinan partisipatif. Setiap bulan saya lakukan rapat rutin untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan yang lalu dan menyusun program kerja bulan berikutnya. Awalnya warga sekolah belum familiar kondisi ini, akhirnya suasana seperti itu menjadi kebiasaan yang baik. Setiap keputusan diketahui oleh semua warga sekolah dan didukung oleh semuanya meskipun pada awalnya tidak setuju dengan keputusan yang dibuat karena memahami alasan yang melatarbelakangi setiap keputusan, dan  memiliki ciri kepemimpinan yang demokratis, transparan, dan sekolahnya selalu bersih.
Menjadi pelopor sekolah yang melaksanakan muatan lokal karawitan. Dikatakan menjadi pelopor karena sekolah-sekolah lain belum ada yang melakukan, menjalin kerjasama dengan stakeholder untuk pelaksanaan ekstrakurikuler.
Mempelopori kegiatan penelitian tindakan sekolah dengan cara melatih guru-guru mengadakan pelatihan penelitian tindakan sekolah. Membuat kegiatan pameran/gelar  hasil karya siswa setiap kali penerimaan raport. Mendorong dan memotivasi guru yang belum S1 yang belum kuliah untuk melanjutkan sekolah. Selain itu, kepala sekolah memberi contoh dengan melanjutkan pendidikan di program S2.

Peringkat Terbaik
Pada akhir Nopember 2003 saya mengikuti seleksi calon Pengawas TK/SD Lembaga Penguji adalah LPMP Jawa Tengah dan alhamdulillah saya peringkat terbaik dan dari 60 calon pengawas peringkat 1-6 diangkat pada tgl 25 Mei 2007 termasuk saya. Bersyukur kembali karena saya ditempatkan di Kec. Terdekat dengan Kota Boyolali.
Sejak saat itulah profesi Pengawas yang sangat saya syukuri ini saya mulai, dengan setulus hati, saya laksanakan profesi ini dengan penuh semangat, optimis.
Inovasi inovasi untuk mewujudkan visi pengawas saya selalu saya ikhtiarkan termasuk semua hasil karya, penelitian dan lainnya, juga atas dasar kebutuhan daerah binaan. Karya inovatif yang saya lakukan di antaranya adalah eksperimen “Bedah Kelas dan Bedah Sekolah”, pada saat menjadi guru pernah menghasilkan karya kreatif dengan judul ”Metode Praktis Membaca Menulis Huruf Jawa”
Tentang keluarga, saya menikah tahun 1985 dengan Sutarno Broto, SE seorang PNS  yang saat itu bekerja sebagai staf teknik di Diperlisda Jateng.  Tahun ke dua  pernikahan dikaruniai seorang putra  yang saya beri nama Wisnu Cahya Kurniawan dan sekarang telah bekerja di Pembangkit listrik Jawa Bali, alumnus dari Universitas Brawijaya Malang jurusan Teknik Mesin.
Tahun ke enam lahir anak kedua nama Endra Adi Anggara, alumnus UNS Fakultas Hukum dan sekarang sudah bekerja di Perusahaan ternama di Jakarta, tahun ke- 20  menikah masih dikaruniai seorang putri yang manis namanya Yulia Arum Rachmawati yang saat ini masih duduk di kelas III SD Teladan Boyolali.
Itulah sekelumit kisah Ibu Endang Rahayu, dan semoga bisa menginspirasi Anda untuk berprestasi.

GUNHARJO

Note: Sudah dimuat di majalah Pendidikan GENTA, dilarang mengutip, mengcopy. Boleh dishare atau dibagikan asal disertakan URL atau link-nya. Terima kasih.  

Komentar

  1. Dahsyat menginspirasi, 1 harapanku, semoga bisa mengikuti jejak beliau

    BalasHapus
  2. Luar biasa semoga menginspirasi pengawas sekolah di Indonesia, terima kasih bu Endang, saya membaca blog ibu sangat terkesan sekali, dapat mengabadikan melalui narasi yang menggugah pembaca, selamat dan sukses Ibu Endang, semoga hasil karyamu menjadi ladang amal di dunia sebagai bekal kela di kemudian hari.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah saya sangat bersyukur pernah dibimbing oleh orang hebat seperti beliau. Semoga beliau selalu diberkahi kesehatan sehingga bisa terus memberi motivasi dan selalu menjadi inspirasi bagi majunya pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan dasar.

    BalasHapus
  4. terimakasih banyak bunda endang atas support panjenengan, moga saya bisa mengikuti jejak panjenengan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nining Mariyaningsih SPd MPd: Pembelajaran Inovatif Si “Apem Manis”

SMP Negeri 2 Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah: Merenda Kreativitas, Menenun Harapan