Prof H Nadirsyah Hosen PhD Saring Sebelum Sharing
Sejak media sosial (medsos) merebak di Indonesia, sebagian masyarakat langsung meshare apa saja tanpa membaca terlebih dahulu. Bahkan, ada yang bilang kecepatan jempol share melebihi kecepatan cahaya.
Demikian dikatakan Prof H Nadirsyah Hosen PhD dari Monash University, penulis buku berjudul Saring sebelum Sharing, terbitan Bentang Pustaka , saat kegiatan Dies Natalis Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo ke-49 di Auditorium 1 Lantai 2 Kampus 1 UIN Walisongo.
Dikatakan Gus Nadir, panggilan akrab Nadirsyah, buku Saring sebelum Sharing lahir karena ada media sosial (medsos). Dipilihnya judul Saring sebelum Sharing karena memang masanya sekarang sedang gila, sampai ada yang bilang kecepatan jempol share sekarang melebihi kecepatan cahaya. Karena tanpa dibaca langsung share.
Selain itu, sebagian warga literasinya sangat rendah, tapi memiliki sensi yang tinggi.
“Ada banyak orang, kalau bicara agama, sensinya tinggi sekali, literasinya rendah. Saya berharap akademisi di kampus Islam diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang saring sebelum sharing,” katanya.
Siapakah Gus Nadir?
Gus Nadir merupakan putra bungsu dari almarhum Prof KH Ibrahim Hosen, seorang ulama besar ahli fikih dan fatwa yang juga pendiri dan Rektor Pertama Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) dan Institut Ilmu Al-Quran (IIQ).
Gus Nadir adalah orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang menjadi dosen tetap Monash University, Australia.
Sejak pertengahan 2015, Gus Nadir mengajar perkuliahan di Fakultas Hukum.
Selain aktif dalam penelitian dan jurnal ilmiah, Gus Nadir memiliki tradisi keilmuan kitab yang mumpuni dan produktif dalam menulis buku-buku Islam.
GUNHARJO/*
Komentar
Posting Komentar