SDN III Keloran, Selogiri, Wonogiri Terapkan Model Pembelajaran Kooperatif PQ4R

SDN III KELORAN
Pendidikan dapat berhasil dengan baik memerlukan proses pembelajaran, yang tergantung pada interaksi yang baik antara dua komponen yaitu guru dan peserta didik. Interaksi yang baik dimana guru dapat membuat peserta didik belajar dengan mudah dan terdorong untuk mempelajari materi pembelajaran. Saat pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang berpengaruh, yaitu: kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil pembelajaran.
Setiap mata pelajaran di sekolah semua penting,  salah satunya mata pelajaran bahasa Indonesia. Hanya saja, sebagian siswa masih kesulitan dalam mempraktikkan khususnya dalam memahami isi bacaan.
Menurut Suparsi SPd SD, guru SDN III Keloran,   pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat aspek yaitu pembelajaran pemahaman seperti menyimak dan membaca, pembelajaran kegiatan berbicara dan menulis, pembelajaran kebahasaan kosa kata dan menulis, struktur dan aspek apresiasi bahasa dan sastra Indonesia.
Dikatakan Suparsi, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Sayangnya, kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan masih sangat rendah. Padahal saat guru memberi tugas untuk memahami isi bacaan, siswa kelihatan tertib melaksanakan tugas tetapi situasi di kelas tidak bisa hidup. Seolah tidak ada komunikasi antara siswa yang satu dengan yang lain.
“Atas kondisi tersebut, saya menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat, pembelajaran kooperatif PQ4R. P singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), Q adalah question (bertanya), dan 4R singkatan dari read (membaca), reflect (refleksi), recite (Tanya jawab sendiri), review (mengulang secara menyeluruh). Melakukan preview dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui,” jelas Suparsi.
Dalam PQ4R, guru menggunakan bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita. Para siswa ditugaskan untuk berkelompok  dalam tim untuk belajar serangkaian kegiatan yang bersifat kognitif.  Para siswa bekerja dalam tim kooperatif yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca supaya memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang seperti pemahaman membaca , kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan.
“Tujuan program PQ4R adalah untuk lebih meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca mereka, membaca untuk tim, dan melatih mereka bagaimana saling merespon kegiatan membaca mereka. Dengan demikian diharapkan proses pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa selanjutnya berdampak pada peningkatan kemampuan memahami isi bacaan,” jelasnya panjang lebar.
Bagaimana hasil akhir dari pembelajaran kooperatif PQ4R?
Pada kondisi awal siswa tidak menunjukkan keaktifan yang tinggi terhadap pembelajaran materi membaca. Setelah diterapkan pembelalajaran kooperatif PQ4R dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan belajar materi membaca siswa kelas VI SD Negeri III Keloran.
Wah, hebat ya, bisa diterapkan di sekolah lain.
GUNHARJO


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nining Mariyaningsih SPd MPd: Pembelajaran Inovatif Si “Apem Manis”

SMP Negeri 2 Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah: Merenda Kreativitas, Menenun Harapan

Endang Rahayu MH SPd MPd, Putri Gunung Merapi Pengoleksi Prestasi